Teruntuk semua orang yang sedang down (termasuk saya)

HALAO!

Kembali lagi bersama saya dalam acara curhat ranting ngambek-ing darahtinggi-ing session (mulai maksa). Inilah gunanya blog disaat anda sedang mau marah, tapi kakak sedang berada di Melbourne, Mama sedang tidur, dan pacar terlalu kasian untuk dijadikan tong sampah luapan emosi.

These past few weeks have been troublesome buat saya =( Rasanya sial banget dapet group mates yang sangat amat tidak bertanggung jawab, sehingga assignment saya dapet jelek just pass omaigarrrr. And at the same time, saya harus dealing sama situasi yang super padat yaitu ngurusin Retreat yang berada di pundak saya (terima kasih teman-teman komiti semua yang mau memikul bareng beban berat ini sama-sama :) Sangat berterimakasih sama kalian semua! Terutama si Bapak ini, yang take over semua kerjaan saya sebagai koord. Makasih ya :)

Kondisi dimana seluruh keluarga sedang sibuk mempersiapkan diri untuk operasi mama hari Senin, 12 Sept siang. Teman-teman semua, mohon doanya untuk kelancaran operasi bypass Mama saya yaaa... Kami harus gantian nginep di hospital buat nemenin mama full on minggu depan. Tanggal 16 Sept, saya dan kakak saya terpaksa harus meninggalkan Mama sebentar buat Retreat BRB yang tinggal hitungan detik lagi.

Sepulang dari uni malam ini,

saya cuma pulang dengan tatapan kosong.

Mama yang lagi nungguin saya pulang daritadi pun karena khawatir anaknya nggak pulang-pulang dari siang langsung suruh saya makan dan ikutan cemas muka saya udah kaya abis ditinggal suami.

Di saat-saat seperti ini, berat rasanya ninggalin mama sendirian di rumah dari pagi. Tapi apa boleh buat, kerjaan numpuk di pelupuk mata, bagaikan belek yang menghalangi pandangan. Dikorek kaga ada habisnya, malah pandangan makin blur.

Saya mencoba. mencoba. dan mencoba melihat sisi baik dari salib yang saya tanggung sekarang ini. Saya mencoba meyakinkan diri sendiri, kalau ini adalah jalan yang Tuhan berikan buat saya.

"Kerikil yang menyempurnakan hidup saya.

Tantangan yang membuat saya lebih dewasa.

Ujian yang menumbuhkan iman dan kepercayaan saya sama Tuhan."

Saya nggak berharap untuk Tuhan meringankan salib yang saya pikul.

Saya hanya berharap Tuhan untuk memberikan saya kekuatan buat menjalani semuanya ini.

Ada kalanya saya berpikir kalau ini udah nggak mampu saya lakukan, dan saya akan menyerah.

Namanya juga manusia biasa ya, pasti ada kalanya putus asa (sering banget) dan merasa pengen cepet-cepet keluar dari masalah. Semua orang mau pake jalan yang instant (alasan kenapa mie instant laku keras), tapi percayalah wahai teman-teman (dan saya sendiri woi), proses itulah yang mendewasakan hidup kita, bukan semata-mata hasil yang baik.

Banyak kan buah karbitan, artis karbitan (yang terkenal karena hits tembang satu lagu doang) tapi cepat busuk dan jatuh lagi. Marilah kita melalui masa-masa yang "seakan" kejam, tapi percayalah, ini ujian kita naik level kedewasaan.

Zalam Zuper! Tuhan berkati.