Dramas in Our Life

"Seberapa tough diri kita mengcover semua kesedihan, beban, dan masalah yang sedang kita alami, dengan mengatakan bahwa diri kita fine-fine aja?"

"Berapa lama "casing" tawa, wajah ceria, dan senyum ramah kita bisa bertahan, menutupi kepedihan dan kebimbangan hati?"

"Mau sampai kapan kita mau hidup membohongi hati nurani?"




Memang benar orang bilang, (kalau orang nggak bilang juga emang benar #apacoba), kalau hidup ngga selamanya berada di atas. Kaya roda aja, kalau berada di atas terus, gimana caranya bakalan jalan? Kita juga harus merasakan gimana rasanya ada di bawah, berusaha sekuat tenaga menggerakan roda tersebut, berjuang mencari jalan keluar dari segala masalah, untuk memutar roda kehidupan kita agar tetap berjalan dengan lancar.

Kadang batu-batu kerikil yang harus di lalui emang bikin "penumpangnya" merasa kurang nyaman. Sama halnya dengan kita, segala cobaan memang nggak enak, tapi apa boleh buat harus dijalani toh ya.

Kadang saatnya udah nggak ada jalan keluar yang terbaik, udah memeras otak, tanya sana-sini, discuss sama temen, pakai kekuatan dan emosi sendiri. Taraaaa! Kita dapet jalan keluar nya.
Tapi apakah kita yakin bahwa keputusan itu adalah jalan yang terbaik?

Saya kok merasakan akhir-akhir ini udah jauh dari Tuhan. Kenapa ya? Mau doa dan minta tolong Tuhan pun segan. Rasanya kok punya pikiran kalau Tuhan nggak mau dengerin saya lagi, karena giliran ada masalah baru mau cari Dia. Akhirnyaaa, doa pun males, masalah enggak akan selesai, dan ujung-ujungnya, makin jauh dari Tuhan.

Tadi pagi saya misa di Cathedral sama Kakak Adi dan Tante Susan (Mama Brenda - housemate saya). Saya lagi ngeliat altar yang begitu indah dan megah.. sejenak saya merem dan merenung. "Tuhan, saya nggak bawa apa-apa kesini. Cuma bawa dosa aja dan masalah."
Semuanya saya keluhkan, sampe pikiran saya pun melayang-layang: "Pantesan berat gw ngga turun-turun ya, apa berat di dosa ya..."
Eh tiba-tiba ada sentuhan di pundak saya, saya nengok ke belakang, ada bapak Filipino gitu yang nyuruh saya bawain persembahan roti dan anggur ke altar nanti. Dan dia bilang yang bawain misa bakalan Uskup. Aduuh saya tanpa pikir panjang pun langsung menyetujui.

Sesaat setelah itu, saya langsung mengalihkan pandangan kembali ke altar. Dalam hati saya bilang: "Tuhan, saya akan mempersembahkan roti dan anggur, beserta semua masalah dan beban dalam hati saya ke dalam Engkau"


Sebagai penutup, ada doa buat semua temen2 yang sedang dalam kegalauan atau kebimbangan. Doa ini dari kartu doa yang dikasih sama seseorang buat saya. Semoga semua yang sedang mengalaminya, bisa dapet jalan keluar yang terbaik dari Tuhan, bukan kekuatan kita sendiri.

Ya Bapa,
Engkaulah tumpuan iman dan harapanku.
Pandanglah anakMu yang sedang dalam kebimbangan ini.
Berilah aku kekuatan agar tidak goncang dan jatuh.
Terangilah hatiku,
agar aku dapat mengambil keputusan
yang sesuai dengan kehendakMu,
dan kembali melangkah dengan mantap
dalam tuntunan tangan-Mu

Tuhan..,
Bantulah kami yang sedang bimbang ini,
seperti ketika para muridMu takut dan bimbang
karena diombang-ambingkan gelombang
dan Engkau redakan badai itu.
Dalam namaMu yang kudus
kupanjatkan doa ini.
Amin.


Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu,
dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
Akuilah Dia dalam segala lakumu,
maka Ia akan meluruskan jalanmu.
(Ams 3:5-6)

Tuhan memberkati!

Ciao :o)